Sifat pengelolaan pembangunan desa mencakup banyak aspek dan mempunyai keterkaitan dengan banyak pihak, maka tidak mampu dihindari bila metode perencanaan partisipatif yang diperkenalkan ke desa juga banyak jenisnya. 

Dengan banyak sekali macam metode atau cara perencanaan partisipatif ini tentu sangat dipengaruhi oleh masing-masing pihak, baik instansi pemerintah maupun lembaga lainnya sesuai dengan kepentingannya.
Sifat pengelolaan pembangunan desa meliputi banyak aspek dan memiliki keterkaitan dengan b Macam-Macam Metode Perencanaan Partisipatif
Berbagai metode perencanaan partisipatif yang langsung melibatkan tugas masyarakat, telah banyak dikenal. Berikut beberapa metode perencanaan partisipatif:

1. Metode ZOPP

Yaitu sebuah perencanaan proyek yang berorentasi kepada tujuan. ZOPP yakni singkatan dari kata-kata Ziel (tujuan), Orienterte (berorentasi), Projekt (proyek), dan Planung (perencanaan).

Perencanaan partisipatif melalui metode ZOPP ini dilakukan dengan menggunakan empat alat kajian dalam rangka mengkaji keadaan desa, yaitu kajian permasalahan, kajian tujuan, kajian alternatif (pilihan-pilihan) dan kajian tugas.

Kajian permasalahan; dimaksudkan untuk menyidik masalah-persoalan yang terkait dengan suatu keadaan yang ingin diperbaiki melalui suatu proyek pembangunan.

Kajian tujuan; untuk meneliti tujuan-tujuan yang mampu dicapai sebagai balasan dari pemecahan masalah-persoalan tersebut.

Kajian alternatif (pilihan-pilihan); untuk memutuskan pendekatan proyek yang paling memberi keinginan untuk berasil.

Kajian tugas; untuk mendata banyak sekali pihak (lembaga, kelompok masyarakat dan sebagainya) yang berkaitan dengan proyek selanjutnya mengkaji kepentingan dan potensi.

Perencanaan dengan metode ZOPP mempuyai kegunaan untuk meningkatkan kerjasama semua pihak yang terkait, mengetahui keadaan yang ingin diperbaiki melalui proyek, merumuskan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan sebagai dasar pelaksanaan proyek. Mutu hasil dari perencanaan itu sangat tergantung pada info yang tersedia dan yang diberikan.

2. Metode Participatory Rural Appraisal (PRA)

Yaitu sebuah metode pendekatan berguru perihal kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa sendiri. Pengertian mencar ilmu di sini mempuyai arti yang luas, alasannya mencakup juga kegiatan mengkaji, merencanakan, dan bertindak. 

Tujuan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) yakni untuk menghasilkan rancangan program yang lebih sesuai dengan hasrat dan keadaan masyarakat. PRA juga bertujuan memberdayaakan masyarakat, yaitu dengan pengembangan kemampuan masyarakat dalam mengkaji keadaan mereka sendiri, lalu melakukan perencanaan dan tindakan.

Sedangkan prinsip kerja metode PRA hampir sama dengan metode ZOPP. Perbedaanya, jika metode PRA penekanannya lebih pada proses berguru masyarakat dan tujuan praktis untuk pembangunan acara.

Penerapan metode PRA yakni untuk mendorong masyarakat turut serta meningkatkan dan mengkaji pengetahuan mereka mengenai kehidupan dan kondisi mereka sendiri, biar mereka mampu menyusun rencana dan tindakan. Metode PRA bersifat terbuka untuk mendapatkan cara-cara dan metode baru yang dianggap cocok.

3. Metode Rapid Rural Appraisal (RRA)

adalah sebuah metode yang digunakan sebagai langkah awal untuk memahami situasi setempat, pelaksanaanya dilakukan oleh suatu tim dan dilaksanakan dalam waktu yang singkat.

Metode ini dilaksanakan dengan menggali info terhadap hal-hal yang terjadi, lalu mengamati dan melakukan wawancara eksklusif. Semua informasi tersebur diolah oleh tim untuk kemudian diumpanbalikkan kepada masyarakat sebagai dasar perencanaan.

Metode RRA ini lebih berfungsi sebagai perencanaan dari penelitian lebih lanjut, atau sebagai pelengkap penelitian yang lain, atau sebagai kaji-tindak untuk menyelaraskan antara cita-cita masyarakat dan penentu kebijakan.

Pada prinsipnya ketiga jenis metode perencanaan partisipatif tersebut, memiliki tujuan yang sama, yaitu memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa serta menumbuhkan partisipasi masyarakat.

Namun, metode perencanaan partisipatif yang telah ada ini, perlu diramu lebih sedemikian rupa dengan mendasarkan prinsip musyawarah dan bantu-membantu yang telah hidup berurat-berakar di masyarakat perdesaan. 

(Diringkas dari buku perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat desa, P3MD, 1996).
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Top